
Cintai Produk Dalam Negeri Dorong Pertumbuhan Industri Nasional
06 November 2018 | Author : Manufakturindo

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengampanyekan aksi cintai produk dalam negeri. Langkah ini guna mendorong pertumbuhan industri nasional, untuk meningkatkan produktivitas dan permintaan produk dalam negeri. Selain itu, untuk mengurangi konsumsi produk impor.
“Pemerintah telah menekankan terhadap penggunaan produk-produk dalam negeri, khususnya mengisi untuk pengadaan barang yang dilakukan oleh pemerintah. Kalau bukan mulai dari kita, siapa lagi yang akan menggunakan,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Senin (29/10).
Menurut beliau, saat ini beberapa industri manufaktur telah mampu berkompetisi di pasar global. Capaian ini manjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan eksportir yang diperhitungkan sehingga dapat dikategorikan sebagai negara industri.
Misalnya, Indonesia memiliki perusahaan mainan yang telah menguasai pasar global, yakni PT Mattel Indonesia. Untuk boneka merek Barbie, enam dari 10 yang beredar di dunia itu dihasilkan dari perusahaan tersebut. Selain itu, mobil mainan Hot Wheels, dua dari 10 produk yang ada di dunia merupakan buatan anak bangsa.
Industri otomotif juga tidak kalah membanggakan. “Daihatsu Indonesia adalah pabrik otomotif terbesar milik Daihatsu di Jepang. Produksinya yang di Karawang sebanyak 500 ribu unit per tahun, jauh lebih banyak dibanding produksi dari Jepang yang maksimal 200 ribu unit per tahun,” paparnya.
Di industri telepon seluler (ponsel), Indonesia telah menjadi lokasi produksi bagi 42 merek ponsel yang ada di seluruh dunia, dengan total produksi mencapai 68 juta unit per tahun. Dengan peningkatan kapasitas tersebut, impor ponsel yang awalnya sebesar 62 juta unit pada tahun 2013, turun drastis menjadi 11 juta unit di tahun 2017.
“Jadi, selain mengajak masyarakat untuk semakin mencintai produk dalam negeri, kami juga aktif mendorong tumbuhnya wirausaha industri baru,” ujar Ngakan. Selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, telah tejadi penambahan populasi industri besar dan sedang. Dari tahun 2014 sebanyak 25.094 unit usaha, naik menjadi 30.992 unit usaha di tahun 2017, sehingga tumbuh 5.898 unit usaha.
“Sedangkan, di sektor industri kecil juga mengalami penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha pada tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970 ribu industri kecil selama empat tahun belakangan ini,” ungkapnya.
Loading...
Berita Manufaktur Terkait
Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Punya Tugas...
Setelah resmi dilantik sebagai Mendikbud bulan lalu, Nadiem Makarim sempat diragukan kemampuannya. B...
Jokowi-Maruf Amin Baru dilantik Sudah Punya PR...
Usai pelantikan presiden dan wakil presiden RI 2019 – 2024, Jokowi dan Ma’ruf Amin selak...
Investor Asing Lebih Pilih Investasi ke...
Belakangan santer terdengar kabar bahwa investor asing lebih memilih untuk berinvestasi ke Vietnam d...