Industri Manufaktur Mampu Menyerap 18,25 Juta Tenaga Kerja Tahun 2018

Industri manufaktur mampu menyerap 18,25 juta tenaga kerja terampil di tahun 2018. Jumlah ini mampu memberikan kontribusi positif terhadap total tenaga kerja nasional sebesar 14,72 persen. Menurut data dari Kementerian Perindustrian, penyerapan jumlah tenaga kerja di sektor industri terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dilihat selama empat periode terakhir.

 

Pada tahun 2015, industri manufaktur membuka lapangan kerja sebanyak 15,54 juta orang. Kemudian naik di tahun 2016 menjadi 15,97 juta orang. Pada tahun 2017, jumlah tenaga kerja mencapai 17,56 juta orang. Tahun 2018 melonjak 18,25 juta orang.

 

Enam Besar Sektor Penyerap Tenaga Kerja Terbanyak

 

Berikut enam besar sektor industri manufaktur yang menyerap tenaga kerja banyak:

 

• Industri makanan (26,67 persen)
• Industri pakaian jadi (13,69%)
• Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (9,93%)
• Industri tekstil (7,46%)
• Industri barang galian bukan logam (5,72%)
• Industri furnitur (4,51%).

 

Menurut Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, terdapat tiga pilar utama yang perlu menjadi perhatian untuk memacu pertumbuhan industri nasional. Pertama investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM). Beliau menambahkan bahwa di era revolusi industri 4.0 membutuhkan tenaga kerja yang berkompeten.

 

Dari ketiga pilar utama tersebut, Indonesia memiliki modal dan potensi besar dalam pengembangan SDM. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo berpesan agar tahun ini lebih fokus di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi.

 

Untuk menuju sasaran tersebut, Kementerian Perindustrian sedang berupaya menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan industri 4.0. Salah satu caranya adalah memperkuat kualitas SDM dengan redesain kurikulum dan program talent mobility.

 

Implementasinya, Indonesia akan merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada bidang Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics (STEAM). Selain itu, fokus untuk meningkatkan kualitas unit pendidikan vokasi.

 

Sumber http://www.kemenperin.go.id/