
Investor Asing Lebih Pilih Investasi ke Vietnam dibanding Indonesia, Mengapa?
11 October 2019 | Author : Manufakturindo

Belakangan santer terdengar kabar bahwa investor asing lebih memilih untuk berinvestasi ke Vietnam dibandingkan ke Indonesia. Kondisi ini tentu membuat pelaku industri di Indonesia cukup meradang. Pasalnya, ini membuat aliran investasi di Indonesia menjadi tertekan.
Enny Sri Hartati yang merupakan peneliti senior di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menjelaskan adanya laporan dari World Bank yang berisikan fakta relokasi sejumlah pabrik dari China ke sejumlah negara, tapi bukan ke Indonesia.
Kurang lebih ada 33 perusahaan di China yang direlokasi ke sejumlah negara. Dari jumlah tersebut sebanyak 23 perusahaan di China memindahkan pabriknya ke Vietnam, sementara sisanya ke Kamboja, India, Malaysia, Meksiko, Serbia, dan Thailand.
Mengetahui kenyataan bahwa Indonesia bukan jadi tempat pilihan bagi investor asing untuk menempatkan pabriknya seolah menjadi cambuk keras bagi pemerintah Indonesia. Meski para pakar dan pelaku sudah mengetahui penyebabnya, tetap Indonesia harus melihat aspek-aspek yang membuat Vietnam lebih menarik daripada Indonesia.
Enny membeberkan 5 hal yang membuat Vietnam menarik di mata para investor asing, yaitu:
Kemudahan regulasi
Regulasi dari pemerintah menjadi faktor penting bagi mudah/tidaknya investor asing untuk menanamkan modalnya di suatu negara. Indonesia harus belajar dari Vietnam terkait kemudahan regulasi yang ditawarkan pemerintah Vietnam bagi investor asing.
Menurut Enny, pemberian insentif oleh pemerintah Indonesia tidak akan menarik di mata investor asing bila regulasi/perizinan masih menemui kendala di sana-sini.
SDM Vietnam Menonjol
Sumber dari World Bank menunjukkan bahwa Human Capital Index (HCI) Vietnam berada di angka 0,67 atau menduduki peringkat 48 dari 157 negara. Sementara Indonesia memiliki HCI di angka 0,53 atau menduduki peringkat 87 dari 157 negara.
Upah minimum per bulan di Vietnam rata-rata adalah US$173 atau setara Rp 2,42 juta per bulan. Selain itu, hari libur di Vietnam lebih sedikit daripada hari libur di negara-negara lain di Asia Tenggara.
Free Trade Agreement
Free Trade Agreement atau perjanjian perdagangan bebas dinilai turut andil dalam menaikkan daya tarik Vietnam. Tak kurang dari 15 perjanjian perdagangan bebas dimiliki oleh Vietnam. FTA membuat biaya ekspor lebih efisien dan penetrasi pasar lebih mudah.
Infrastruktur
Jaminan penyediaan listrik dinilai menambah kekuatan infrastruktur di Vietnam, sehingga menarik minat investor. Meskipun Indonesia punya pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, tapi nyatanya Vietnam lebih juara dalam hal konsumsi listrik per kapita.
Subsidi pemerintah Vietnam untuk konsumsi listrik industri bahkan mencapai US$0,07 per jam, sementara harga listrik untuk Industri di Indonesia masih di angka US$0,10 per jamnya.
Stabilitas Makro Ekonomi
Pada tahun 2018, Vietnam mencatat pertumbuhan ekonomi yang sangat bagus, dari semula 5,03% pada tahun 2012 kemudian menjadi 7,1% di tahun 2018. Selain itu, mata uang Vietnam (Dong) dinilai cukup stabil.
Nah itu dia 5 hal yang membuat Vietnam jauh lebih menarik bagi para investor asing dibandingkan Indonesia.
Loading...
Berita Manufaktur Terkait
Jadi Mendikbud, Nadiem...
Setelah resmi dilantik sebagai Mendikbud bulan lalu, Nadiem Makarim sempat diragukan kemampuannya. B...
Readmore..Jokowi-Maruf Amin Baru...
Usai pelantikan presiden dan wakil presiden RI 2019 – 2024, Jokowi dan Ma’ruf Amin selak...
Readmore..Kemenperin Bangun...
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan Asosiasi dan Industri Petrokimia siap membangun Polite...
Readmore..