Tahun Ini, Jumlah Ekspor Produk Industri Manufaktur Naik!

Tahun ini, jumlah ekspor produk industri manufaktur nasional naik sebesar USD63,01 miliar atau naik 5,35 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Ini menandakan bahwa produk manufaktur lokal mampu berdaya saing di pasar global. Pada semester I tahun 2018, nilai ekspor dari industri manufaktur mencapai 71,59 persen dari total ekspor nasional yang mencapai USD88,02 miliar.

 

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menegaskan bahwa pemerintah saat ini fokus untuk semakin meningkatkan nilai ekspor guna mengatasi defisit neraca perdagangan. Beliau mengungkapkan ketika menjadi narasumber diskusi panel pada rangkaian kegiatan 34th Trade Expo Indonesia di ICE-BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (25/10).

 

Upaya tersebut juga sesuai dengan target dari peta jalan Making Indonesia 4.0, di mana pada tahun 2030 akan mengembalikan angka ekspor netto hingga 10 persen. Terdapat lima sektor industri yang diprioritaskan pengembangannya dalam memasuki era revolusi industri 4.0.

 

Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, dan industri elektronika.

 

Selama 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK, total nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas mengalami lonjakan. Sepanjang tahun 2014 mencapai USD119,75 miliar, naik menjadi USD125,02 miliar di tahun 2017.

 

Peningkatan ekspor juga akan terus didorong melalui kebijakan hilirisasi pada sektor industri berbasis sumber daya alam (SDA). Sebab, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) pada industri berbasis SDA masih cukup tinggi.

 

Guna mendorong industri dapat memperluas pasar ekspornya, diperlukan adanya kerja sama bilateral yang komprehensif. Di samping itu, pemberian insentif subsidi suku bunga kredit ekspor bagi industri serta fasilitas pembiayaan ekspor. Saat ini, pemerintah telah memfasilitasi melalui program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).